Sebagai Daerah Otonomi Baru (DOB), Kalimantan Utara perlu melakukan Positioning tehadap potensi wilayah yang ada di dalamnya.
Gubernur Kalimantan Utara, Dr. H. Irianto Lambrie diawal kepemimpinannya sebagai Penjabat Gubernur Kaltara telah melakukan kerjasama dengan pihak berkompeten dalam melakukan positioning, differentiation and branding untuk Kaltara.
Hal ini dilakukan, karena Gubernur Irianto sangat memahami betapa pentingnya upaya positioning, differentiation and branding dalam merumuskan kebijakan percepatan pembangunan di Kaltara nantinya, selain itu tentu akan memudahkan masuknya investasi.
Positioning adalah bagaimana Kaltara akan dikenal oleh publiknya. Kaltara harus dapat memposisikan dirinya secara strategist untuk unggul dilingkungan lokal, regional dan nasional, dan bahkan ditingkat internasional.
Dari potensi dan tantangan yang dimiliki oleh Kaltara, Kaltara butuh positioning yang kuat agar dapat dikenal sebagai provinsi yang kemarin masih dibelakang, namun kelak akan menjadi yang terdepan.
Di tingkat lokal, Kaltara dapat memposisikan dirinya sebagai kekuatan swasembada pangan. Dengan pemanfaatan dan komintmen dalam program pembangunan Food and Rice Estate, oleh karenanya Kaltara diharapkan dapat mengembalikan kejayaan swasembada pangan di Indonesia melalui kekuatan lokal.
Selain itu, positioning juga meliputi berbagai aspek dan sektor. Salah satunya melalui potensi di sektor Migas. Jika dilihat dari potensi Migas yang dimiliki oleh Kaltara, maka potensi terbesar terdapat di Kabupaten Nunukan, Bulungan, Malinau dan didukung oleh Kota Tarakan dan Kabupaten Tana Tidung.
Dari lima kabupaten dan kota yang dimiliki oleh Kaltara, ada tiga daerah yang memiliki potensi terbesar yaitu Nunukan, Bulungan dan Malinau. Namun tidak menutup kemungkinan bagi kota Tarakan dan KTT yang memiliki keunggulan di sektor Maritim dan Migas.
Nunukan dapat diposisioningkan sebagai “the regency of oil and coal”, hal ini dikarenakan terdapat banyak potensi minyak dan batu bara di dalam wilayahnya.
Bulungan dapat diposisikan sebagai “the regency of mineral resources and new energy”. Bulungan memiliki kekuatan tak ternilai dari Sedimen yang dimiliki wilayahnya (bebatuan dan pasir). Kemudian juga ditunjang oleh ketersediaan aliran sungai yang besar dan kuat, sehingga cocok untuk pembangunan hydropower. dan
Malinau dapat diposisikan sebagai “the regency of coal and gold”, selain “the heart of Borneo” yang dimilikinya. Hal ini karena Malinau punya sumber potensi yang cukup besar pada batu bara dan emas. (Rahman Putrayani SS MM, DPMPTSP PROV.Kaltara)